Jumat, 30 September 2011
Granat Aktif Bersarang di Wajah Berhasil Dikeluarkan Dokter
Sinaloa, Meksiko, Keajaiban terjadi pada seorang wanita yang berhasil selamat setelah dokter berani mengeluarkan granat aktif yang bersarang di wajahnya. Granat aktif yang awalnya dikira batu ini nyasar ke wajahnya setelah wanita itu mengalami peristiwa ledakan saat bekerja. Peristiwa nahas yang menimpa Karla Flores (32 tahun) ini bermula pada suatu hari ketika ia sedang bekerja sebagai menjual makanan laut di jalan. Ia mendengar suara ledakan dan suatu benda menghantamnya, membuatnya hingga terjatuh.
Saat itu, Karla merasakan ada sensasi terbakar di wajahnya dan ketika ia mencoba menyentuh wajah, tangannya sudah penuh dengan darah. Kemudian ia kehilangan kesadaran.
Ketika terbangun di Culiacan General Hospital, ibu tiga anak ini mengira ada batu atau semacam karang telah bersarang di wajahnya.
"Dokter bertanya padaku apa yang terjadi. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya pikir ada batu yang menghantam saya," jelas Karla Flores, yang berasal dari Culiacan, di negara bagian Sinaloa, Meksiko, seperti dilansir Dailymail, Jumat (30/9/2011).
Saat dokter mulai memeriksa, mereka melihat sesuatu yang ganjil. Dokter melihat ada semacam proyektil tapi mereka belum tahu benda apa yang bersarang di wajah Karla.
Dan setelah dilakukan pemeriksaan, foto X-ray dan tomografi menunjukkan bahwa benda aneh yang terjebak antara rahang superior dan inferior Karla adalah granat aktif, bukan batu.
Rupanya, granat itu ditembakkan dengan peluncur granat (suara ledakan yang didengar Karla), tetapi granat itu tidak meledak ketika menghantam wajah Karla. Granat justru tertanam di wajahnya.
Sesaat setelah diketahui bahwa itu ada granat, rumah sakit langsung menjadi siaga, karena ledakan granat bisa terjadi setiap saat dan bisa membunuh setiap orang dalam jarak hingga 10 meter.
Hampir tidak bisa bernapas, Karla diisolasi dan pasien rumah sakit serta staf segera dievakuasi. Tapi jam terus berjalan dan sesuatu masih harus dilakukan pada Karla. Sebagian besar dokter tidak bersedia mengoperasi Karla. Akhirnya, kepala rumah sakit, Dr Gaxiola Meza, meminta relawan.
Empat dokter berani maju ke depan, yaitu dua ahli anestesi, Felipe Ortiz dan Cristina Soto, perawat Rodrigo Arredondo dan Dr Lidia Soto. Dengan didampingi dua ahli peledak dari tentara Meksiko, dokter membawa Karla ke lapangan terbuka untuk mengoperasinya.
Mereka mengambil semua peralatan bedah, termasuk sumber cahaya. Karla hanya mendapatkan anestesi lokal, diberi tracheostomy sehingga ia bisa bernapas dan empat jam kemudian, sekitar tengah malam, operasi itu dilakukan.
Perangkat dikeluarkan dari kepalanya oleh dokter tanpa mengenakan baju besi dan dipandu oleh para ahli militer. Karla kehilangan setengah dari giginya, wajahnya cacat oleh bekas luka raksasa dan menurut dokter ia harus menjalani setidaknya tiga tahun operasi. Tapi ia masih hidup.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar