Antara bulan Juli-Agustus di tiap tahun merupakan waktu-waktu
penerimaan mahasiswa baru di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tak
terkecuali bagi fakultas-fakultas kedokteran.
Eforia yang tercipta dari penerimaan ini tergambar begitu jelas dari
raut muka mahasiswa-mahasiswa baru yang bersemangat dan menunjukkan
entusiasme yang tinggi. Tak salah nampaknya, mengingat mereka telah
melalui tes yang luar biasa sulitnya dengan persaingan yang sangat
ketat
Nah, bagi yang sekarang sudah diterima, tentu tak perlu terlalu larut
dalam kesenangan. Perjalanan kalian sebenernya baru saja dimulai. Ya
perjalanan menjadi seorang dokter. Lantas, hal-hal apakah yang harus
disiapkan dalam masa-masa sebelum masuk kuliah ? Berikut akan saya
sharing kan tips dari pengalaman saya :
1. Menyusun rencana hidup
Hal paling pertama yang harus disiapkan dengan
sangat baik adalah menyusun rencana hidup. Terkesan berat ya ? Ok, saya
akan coba membumikan bahasa ini. Intinya, kuliah di fakultas kedokteran merupan langkah awal untuk
memulai kehidupan sebagai seorang dokter. Dan menjadi dokter menurut
saya bukanlah sebuah pekerjaan tapi merupakan jiwa dan sifat kita
nantinya. Refleks-refleks yang ditunjukkan oleh seorang dokter untuk
menolong pasiennya akan menjadi sebuah bagian dari kebiasaannya.
Karena itu perlu disusun rencana hidup yang jelas. Cara yang paling mudah adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
■ Mengapa kamu memilih untuk kuliah di kedokteran ? Apakah ini
sudah sejalan dengan cita-cita dari hati nuranimu sendiri ?
■ Apa cita-cita mu secara spesifik nanti ketika telah luuls menjadi dokter ?
■ Apakah kamu akan jadi mahasiswa tipe pembelajar murni, ataukah belajar sambil berorganisasi dan bermasyarakat ?
Ketiga pertanyaan itu penting untuk kamu jawab lebih dulu sebelum
memulai kuliah di kedokteran, karena ketika kalian untuk memutuskan
kuliah di fakultas ini sungguh akan banyak distraksi yang jika sejak
awal tidak bisa kita manajemen dengan baik membuat semua rencana hidup
kita berantakan.
2. Tempat Tinggal
Sebagian besar, fakultas-fakultas kedokteran diisi oleh mahasiswa
yang berasal dari luar kota. Apalagi bagi universitas yang favorit. Nah,
karena itu kebutuhan tempat tinggal ini menjadi sangat penting. Selain
itu tempat tinggal juga akan membentuk kebiasaan dan tabiat kita, baik
secara sadar ataupun tidak. Sebuah pepatah yang cukup terkenal
menyebutkan, “Kamu adalah siapa temanmu”. Kalau diartikan, kita adalah
dengan siapa kita berteman. Dan teman terdekat adalah teman satu tempat
tinggal kita.
Untuk pilihan tempat tinggal ada 3 alternatif. Yakni rumah sendiri,
kost, atau kontrakan. Semuanya memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Kita akan bahas satu persatu disini secara
lebih jelas.
Rumah Sendiri
Rumah sendiri ini bisa dimaknai dengan rumah milik orang tua kita
atau rumah yang orang tua kita belikan untuk kita. Ada yang memilih
untuk tetap tinggal bersama orang tua, ada juga yang tinggal sendiri
dengan dibelikan rumah. Memang dengan memiliki rumah sendiri, kita akan
lebih bebas dalam mengatur semuanya. Namun dengan tinggal sendirian di
sebuah rumah dengan tidak ada teman yang bisa diajak belajar bersama
merupakan hal yang tidak mengenakkan. Terutama bagi kalian yang memiliki
pola belajar harus berkelompok atau butuh dijelasin orang lain.
Keuntungan dengan memiliki rumah sendiri adalah dalam hal tanggung
jawab. Kita sudah mengemban tanggung jawab yang cukup besar untuk
mengelola sebuah rumah. Hal ini tentu baik buat masa depan kita.
Kost
Saran saya, pilihlah kost yang tak terlalu jauh dari kampus. Kalau
bisa kost itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki dalam waktu yang tidak
cukup lama. Selain untuk menggalakkan hidup sehat bagi mahasiswa
kedokteran, juga berdasarkan pengalaman saya, mobilitas kampus-kost itu
sangat tinggi. Apalagi bagi orang-orang yang gampang ketinggalan barang
seperti saya.
Untuk fasilitas kost sendiri, silahkan disesuaikan dengan kebutuhan.
Di sekitar kampus, biasanya banyak penjual barang-barang kebutuhan kost
yang relatif murah dan variasi barang yang banyak.
Jangan terlalu banyak mengisi barang-barang di kost dengan sesuatu
yang tak berhubungan banyak dengan kuliahmu di kedokteran, karena hal
itu bisa mengganggu fokusmu dalam belajar. Karena kost kita adalah
tempat kita melakukan segalanya, mulai dari bersantai, belajar hingga
istirahat. Tidak seperti dirumah kita yang bisa melakukan banyak hal-hal
khusus di ruangan khusus.
Berikut beberapa syarat kost yang baik bagi mahasiswa kedokteran :
■ Tidak terlalu jauh dari kampus
■ Suasana yang kondusif dan aman
■ Akses ke tempat berbagai kebutuhan sehari-hari yang mudah
■ Kost bebas asap rokok
Rumah Kontrakan
Nah ini juga bisa menjadi alternatif buat kamu-kamu, rumah kontrakan.
Sekarang saya memilih tempat tinggal ini bersama beberapa teman-teman
satu fakultas. Keuntungan dengan tinggal di rumah kontrakan adalah kita
bisa menentukan dengan siapa saja kita tinggal. Sebaiknya memang satu
fakultas, mengingat hal ini bisa kita manfaatkan juga untuk belajar
bersama. Sehingga ada konsep saling mengawasi antar teman dalam satu
rumah itu.
Namun bagi kalian yang ingin memilih ngontrak rumah bersama beberapa
teman berlainan fakultas saya juga tidak bisa menganggap hal itu buruk.
Karena dengan ngontrak bersama rekan-rekan yang berbeda profesi,
harapannya perspektif kita bisa menjadi lebih luas lagi mengenai
berbagai hal.
3. Mental
Kuliah di kedokteran ibarat sebuah pertempuran hidup. Yang namanya
pertempuran tentu butuh mempersiapkan mental pejuang yang tidak biasa. Khusus di kedokteran, mental yang dibangun adalah mental tidak mudah
menyerang. Bayangkan dengan keseharian kehidupan mahasiswa FK yang baru
saya dan teman-teman saya alami dalam 1 tahun terakhir ini. Mulai dari
bahan kuliah yang tidak sedikit, buku-buku teks yang setebal bantal,
atau deadline-deadline laporan yang mepet. Semuanya butuh usaha yang
sangat-sangat keras dan tidak biasa.
Mental tidak pantang menyerah ini termanifestasi dalam bentuk sifat
yang namanya “rajin”. Ya rajin. Bahkan beberapa dosen saya pernah
berujar, “Kuliah di FK itu tidak perlu terlalu memusingkan masalah
pintar atau tidak, kalian semua sudah pintar, buktinya bisa
menyingkirkan ribuan pelamar lainnya. Sekarang yang harus kalian
fokuskan adalah sifat rajin.”
Setelah saya endapkan cukup lama, benar juga kata dosen saya ini.
Dengan rajin buku setebal bantal itu akan lebih pilih kita baca
dibanding merapat ke bantal yang sebenernya untuk tidur. Dengan rajin,
kita mau mulai mencicil mengerjakan laporan praktikum, sehingga tak
harus terburu-buru disaat-saat akhir deadline.
4. Buku dan Materi
Hal ini juga tak kalah pentingnya untuk disiapkan sejak awal. Banyak
orang awam bilang kuliah di kedokteran itu membutuhkan biaya mahal.
Salah satunya adalah dalam pemenuhan kebutuhan buku-buku.
Sebenernya hal ini bisa diakali dengan membeli buku-buku yang
penting. Efektif dalam membeli buku akan sangat banyak men-save uang
kamu dalam jumlah yang cukup signifikan.
Lantas darimana kita tahu, bahwa buku mana saja yang penting kita beli ?
Biasanya setiap kampus memiliki buku acuan yang berbeda-beda dalam
tiap tahunnya. Tergantung dengan kurikulum dan metode pembelajarannya.
Jadi biasanya setiap dosen akan mengeluarkan buku-buku favoritnya.
Cara lainnya adalah dengan mendengar anjuran kakak kelas tentang
buku-buku apa yang harus dipakai. Biasanya untuk tahun pertama,
digunakan buku-buku medis dasar seperti bidang Physiology dan Anatomi.
Dari ke-4 tips tadi, mudahan bisa membantu calon teman-teman sejawat
untuk mengawali kuliah di kedokteran ini dengan awal yang luar biasa.
Harapan saya, dengan awal yang luar biasa, hasil akhirnya pun akan luar
biasa pula.
Amin.
Sumber : http://www.anakfk.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar